Kuto Besak

Mengenal Benteng Kuto Besak, Peninggalan Kesultanan Palembang

Palembang memiliki sejarah panjang di Nusantara. Ibukota Sumatera Selatan ini dulunya adalah tempat berdirinya salah satu kerajaan terbesar di Nusantara, yaitu Kerajaan Sriwijaya yang bercorak Buddha. Kerajaan ini berkembang cepat dan memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas.

Kuto Besak

Namun Kerajaan Sriwijaya pada akhirnya runtuh di abad ke-13. Wilayah Sumatera Selatan pun kehilangan kekuatan utamanya dan menjadi tempat bajak laut bersarang. Palembang dengan sekejap berubah dari kota yang ramai menjadi kota yang sepi. Pada saat itu kemudian Kesultanan Palembang yang bernuansa Islam dan menjadikan Palembang sebagai pusatnya.

Kesultanan Palembang Darussalam memiliki peranan besar dalam pengembangan dan penyebaran Islam di Nusantara. Sejumlah tokoh Islam yang berpengaruh lahir dari kesultanan ini yang berperan besar dalam melawan penjajahan Belanda, salah satunya adalah Sultan Mahmud Badaruddin II.

Baca Juga:  10 Toko Kue dan Roti yang Recommended di Palembang

BKB

Kesultanan Palembang meninggalkan sejumlah bangunan bersejarah yang masih berdiri tegak hingga saat ini. Salah satu bersejarah tersebut adalah Museum Sultan Mahmud Badaruddin II dan Benteng Kuto Besak yang berada di sebelah baratnya. Benteng Kuto Besak atau BKB yang berada di Palembang dibangun oleh dari Kesultanan Palembang sebagai pertahanan dari serangan penjajah asing. Jadi berbeda dengan benteng-benteng lainnya, BKB didirikan bukan oleh kaum penjajah.

Dalam sejarahnya, Benteng Kuto Besak dibangun oleh Sultan Mahmud Badaruddin I dan diberi nama Keraton Kuto Besak pada tahun 1780. Setelah masa kekuasaannya berakhir, pembangunan BKB dilanjutkan oleh Sultan Mahmud Badaruddin II dan pembangunan pun rampung pada tahun 1821. Benteng ini merupakan lambang kekuatan Kesultanan Palembang Darussalam.

Baca Juga:  15 Toko Bahan Kue Terbaik di Palembang

BKB sempat direbut oleh kolonial Inggris pada tahun 1812, kemudian Belanda merebutnya pada tahun 1821 sampai Indonesia merdeka. Dengan panjang sekitar 288 meter dan lebar lebih dari 187 meter, benteng yang sangat masif ini menjadi pelindung Keraton Kuto Baru dan Keraton Kuto Lama yang ada di dalamnya.

Benteng Kuto Besak adalah benteng megah yang mengadopsi gaya arsitektur Perancis. Uniknya Material yang digunakan dalam pembangunan adalah batu kapur yang didatangkan langsung dari daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir. Saat ini bagian dalam BKB digunakan sebagai ruang perkantoran Komando Daerah Militer (Kodam) Sriwijaya.

Dan jika kamu sedang berkunjung ke Palembang, sempatkanlah diri untuk mengunjungi Benteng Kuto Besak yang menyimpan sejarah panjang kota pempek ini.